Teliti Sebelum Membeli Laptop

Bila kita ingin membeli sebuah laptop Sebelum kita sudah harus tahu terlebih dulu bagaimana produk tersebut menunjang pekerjaan ataupun kebutuhan Anda ke depannya. Secara umum, ukuran laptop di diantaranya mini (di bawah 10 inci), tipis, dan ringan (10 inci?14 inci), mainstream (14 inci?15.4 inci), dan pengganti desktop (17 inci?21 inci).

Jika ingin menggunakan laptop sebagai pengganti PC/komputer rumah, carilah notebook dengan ukuran layar minimal 15 inci sehingga Kita dapat bekerja dengan lebih nyaman. Layar sebesar ini juga praktis sebagai media presentasi ke klien. Sebaliknya, bila Kita acap melakukan perjalanan bisnis, pilih notebook dengan ukuran 12 inci atau kurang.

Jika hanya untuk mengetik atau pekerjaan rutin di Word atau Excel, maka prosesor standar sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan (misal Pentium 4). Tetapi, bila menggunakan laptop untuk desain, editing video sampai bermain game, sangat dianjurkan untuk memilih prosesor yang mempunyai kinerja yang cukup baik (misal Core 2 Duo atau lebih).

Walaupun sudah menentukan ukuran layar, tetapi Kita juga dihadapkan pilihan tipe layar, yaitu standar atau wide. Pilih format wide karena lebih nyaman dan enak dilihat dengan resolusi minimal 1024 x 768.
Ada pula tipe glossy yang terlihat lebih bersinar, namun kurang nyaman untuk membaca. Terakhir, tipe matte yang lebih memberikan kenyamanan saat berurusan dengan teks atau tulisan.

Semakin besar memori (RAM) maka semakin cepat kinerja notebook. Untuk pemakaian standar, memori dengan kapasitas 512 MB?1GB sudah cukup. Untuk desain grafis, game, dan edit video, 2GB adalah ukuran memori ideal.

Bila file di dalam notebook adalah dokumen, hard disk berkapasitas 80GB sudah lebih dari cukup. Tetapi bila lebih banyak menyimpan file lagu, video, dan gambar resolusi tinggi, sebaiknya pilih hard disk berkapasitas 160GB atau lebih.

Pilihlah notebook yang sudah dilengkapi dengan CD/DVD writer. Karena mungkin suatu saat kita butuh memindahkan file di dalam notebook ke CD/DVD atau sebaliknya.

Bila tidak ada, bisa menambahkan CD/DVD writer eksternal yang menggunakan koneksi USB.

Konektivitas ini sangat berguna untuk memudahkan transfer file dari suatu peranti ke peranti lain baik berupa USB, Bluetooth (bila ingin terhubung dengan ponsel), WiFi atau Port Ethernet (local area network/LAN) untuk terkoneksi dengan internet atau area hotspot.

Sumber di cuplik :www.okezone.com

Memberi Hadiah, tapi Mendapat Untung dari Penjualan Hadiah

DULU cukup banyak orang yang bertanya kepada saya seperti ini, “Pak, saya ingin meningkatkan pemasaran dengan memberikan hadiah kepada konsumen. Namun saya takut bagaimana kalau saya malah rugi nantinya?”

Mereka bertanya seperti itu karena belum tahu caranya. Jika Anda belum mengetahui cara yang efektif, memberikan hadiah bisa jadi akan merugikan usaha Anda.

Karena itu belajarlah dengan apa yang telah saya praktikkan sendiri dan saya tulis dalam buku Marketing Revolution saya. Karena dengan belajar cara yang tepat, kita bisa tetap memberi hadiah tanpa mengurangi margin, malah mendapat untung dari penjualan hadiah.

Adapun cara yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut. Carilah hadiah yang mahal/kesannya mahal. Kalau bisa eksklusif dan orang lain tidak mempunyainya. Kemudian diberi syarat, untuk pembelian dalam jumlah tertentu, pembeli boleh membeli hadiah dengan harga murah. (Harga ini lebih murah dari harga normal,tetapi tetap lebih tinggi dari harga beli). Diberi batas waktu.

Contoh:
Kita memberi hadiah malah bisa lebih untung karena hadiah dijual. Contoh: Dulu adik saya waktu SMA jual kaus untuk promosi ke toko-toko emas, banyak yang menolak. Karena margin emas tipis.

Kemudian cara pemasarannya diperbaiki sehingga, kalau beli 10 gram,dapat kaus gratis, tapi bila lima gram bisa dapat kaus gratis cukup bayar Rp2.000 (karena harga kaus jenis tersebut di pasaran saat itu Rp4.000). Saat itu harga kausnya, karena beli di grosir dari pabriknya bisa dapat @ Rp1.700. Satu toko menyambut ide ini.

Akhirnya toko-toko lain ikut pesan kaus dan ramai-ramai dapat untung triple: (1) dari emasnya, (2) dari hadiah kausnya, dan (3) dari pemakaian kaus tersebut karena ketika dipakai, kaus tersebut mempromosikan tokonya. (Jadi, apa yang terjadi ketika orang beli lima gram emas dan menambah Rp2.000 untuk mendapatkan kaosnya? Karena kausnya @ Rp1.700, yang memberi hadiah malah untung Rp300.

Contoh lain:
Pompa bensin Shell pernah memberi program berikut ini. “Bagi setiap pembelian 20 liter boleh membeli mobil-mobilan Ferrari yang terdiri atas 6 varian @ Rp29.500.” Tahukah Anda,walaupun mainan mobil Ferrari ini resmi berlogo Ferrari, ternyata made in China.

Apakah berdasarkan ongkos produksi mobil-mobilan ini yang ternyata dari plastik, tapi tetap menarik. Buktinya saya koleksi banyak, berharga lebih dari Rp29.500? Saya yakin tidak. Karena waktu saya di China, mereka bisa menjual bolpoin Mount Blanc aspal (asli tapi palsu) dengan harga setelah dikurskan ke rupiah Rp8.000.

Lantas, karena ada pembatasan sampai tanggal tertentu hadiah mobil-mobilan Ferrari tidak boleh dibeli lagi, berbondongbondong orang membelinya. Sudah bensin semakin laris, untung dobel lagi. Isi bensin untung, jual hadiah juga untung. Anda juga bisa mempraktikkannya sesuai dengan bisnis yang Anda jalankan. Namun, harus terus diukur dan dimonitor serta dikembangkan agar lebih efektif. (*)

Referensi :

Tung Desem Waringin
Pelatih Sukses No 1 di Indonesia The most Powerful People and Ideas